Halaman

FE

FE

Kamis, 29 Desember 2011

DILEMA #6


PART 6

Keesokan harinya sepulang sekolah riyan langsung menuju sekolah syafa. Sesampainya disekolah syafa ternyata cewek itu sudah menunggu riyan di depan pintu gerbang.
“hay,udah lama?” sapa riyan
“nggak kok,baru aja” jawab syafa sambil naik ke boncengan motor riyan
“oke deh,kita langsung berangkat ya. Pegangan” kata riyan sambil menjalankan motornya
“oke siap!!!” syafa melingkarkan tangannya di pinggang riyan

Riyan melajukan motornya menuju sebuah taman kota yang berada di pusat kota yang terkenal dengan keindahan danaunya. Sesampainya di taman kota tersebut riyan langsung memarkirkan motornya.

Suasana taman kota siang itu tidak terlalu ramai,karena memang itu bukan hari libur. Hanya terlihat beberapa anak sekolah,pedagang makanan dan anak-anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran. Riyan memilih duduk di rumput di sebrang danau.
“huaaaahhh udaranya sejuk banget ya” riyan memulai pembicaraan
“iya enak banget,jarang-jarang banget di jakarta sejuk begini. Biasanya kalo mau sejuk pergi ke mall” syafa meng-iyakan perkataan riyan
“hemm iya. Emm fa” riyan memenggil syafa
“iya kenapa yan?” syafa menoleh ke arah riyan
“kamu laper nggak? Aku laper nih” tanya riyan sambil memegangi perutnya
“iya nih aku juga laper,makan yuk”
“ayuk,kamu mau makan apa?”
“emmmm,aku ketoprak aja deh. Kamu?” jawab syafa sambil menunjuk penjual ketoprak
“aku bakso aja deh” jawab riyan

Akhirnya mereka memesan makanan mereka masing-masing dan makan bersama,sambil diselingi obrolan yang seru terkadang mereka juga tertawa dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Setelah selesai makan dan membayar mereka kembali ke tempat mereka duduk tadi dan syafa teringat dengan kadonya untuk riyan
“yan,aku punya sesuatu buat kamu”
“apaan?” tanya riyan bingun
“TARAAAAAA!!!!!” syafa mengeluarkan dua bungkus kado
“wahh apa nih? Banyak banget” tanya riyan
“buka dong”

Riyan lalu membukan bungkus kado itu satu persatu dan kaget melihat isinya.
“waahhhh sweater one piece” riyan seneng banget dapet sweater itu “sepatunya juga keren banget,kamu tau darimana kalo aku lagi mau sweater ini” tanya riyan sambil menunjuk ke arah sweater
“tau dari ana” jawab syafa santai
Yang ditanya malah ngangguk-ngangguk saja “sweaternya langsung aku pakai ya” riyan lalu mengganti sweater yang dia pakai dengan sweater yang baru dia dapat
“iya pakai aja,sepatunya nggak sekalian?”
“nggak ah. Gimana aku keren nggak?” tanya riyan sambil bergaya seperti cover boy
Syafa sampai tertawa melihat tingkahnya yang konyol itu “keren ko keren banget,ganteng lagi” kata syafa sambil mengacungkan kedua jempolnya
“ fa sabtu malem ini kamu ada acara nggak?”
“nggak kenapa yan?”
“kita jalan yuk,kita makan di café yang baru buka di daerah pluit”
“boleh juga,ajak ana juga ya biar dia nggak sedih terus”
“memangnya ana sedih kenapa?” tanya riyan bingung
“lho memang ana belom cerita ke kamu?” kali ini gantian syafa yang bingung
“belom,cerita apa?”
“itu lho dia kan putus sama dimas”
“hah?!! Putus kok bisa?” riyan kaget mendengar itu
“iya putus,kayaknya dimas selingkuh deh”
Riyan kaget sekaligus emosi mendengarnya. Kenapa ana nggak cerita sama dia kalo sudah putus dan kenapa juga dimas bisa selingkuh “dia nggak cerita apa-apa sama aku”
“masa sih? Yaudah nanti malem kamu kerumah dia aja,kayaknya dia lagi butuh tempat curhat deh” syafa memberi saran
“oke deh. Eh pulang yuk udah sore nih nanti kamu dicariin mamah kamu” riyan berdiri dari duduknya
“oke yuk” syafa mengikuti riyan menuju parkiran

Setelah keluar dari area taman kota itu riyan langsung memacu motornya menuju rumah syafa. Dan kurang dari setengah jam mereka sudah sampai dirumah syafa
“thanks ya yan” ucap syafa saat mereka baru aja sampai
“sama-sama fa” balas riyan
“makasih juga buat hari ini” lalu syafa turun dari boncengan motor riyan
“sama-sama fa,makasih juga buat hadiahnya”
“sama-sama juga ya. Yaudah aku masuk dulu ya”
Sebelum syafa masuk riyan mencium kening syafa lembut dan seteah itu dia melajukan motornya meninggalkan rumah syafa.

******
Malam ini ana sedang duduk termenung di balkon kamarnya. Dia sedang memikirkan kejadian beberapa hari lalu saat dia memergoki dimas bersama dengan cewek lain. Saat sedang asyik-asyiknya dia melamun tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menutup kedua matanya kontan ana langsung kaget dan mencoba melepaskan tangan orang yang menutup matanya.
“siapa lo?” tanya ana galak
Tapi orang yang menutup matanya hanya diam saja tidak menjawab apa-apa
Ana terus berontak untuk melepaskan tangan orang itu sekali lagi dia bertanya “woy,lo siapa? Jangan bercanda dong” kali ini suara ana mulai terdengar marah
Orang itu tetap bergeming dia tetap tidak menjawab apa-apa dan lebih memilih diam
Tiba-tiba saja ana mendapatkan ide untuk membuat orang itu bersuara. Dengan gerakan yang tiba-tiba dan sangat cepat ana menggigit tangan orang itu dengan keras sampai berbekas
“ADOOOOWWWWWWW!!!!!” orang itu langsung melepas kedua tangannya yang menutupi mata ana dan memegangi tangannya yang di gigit oleh ana
Setelah matanya di lepas ana langsung berbalik untuk melihat siapa orang yang sudah menjahili dia. Dan ternyata dia adalah riyan.
“aduhhh na,lo sadis banget sih brutal” riyan mengaduh sambil memegangi tangannya yang merah akibat gigitan ana
“biar tau rasa lo,mampus emang enak” bukannya meminta maaf ana malah mengejek riyan
“wahh gila lo,ini mah namanya KDHP” kata riyan sambil meniup tangannya yang merah
“apaan tuh KDHP?” tanya ana
“Kekerasan Dalam Hubungan Persahabatan” jawab riyan
“yeeee,ngaco lo. Mana ada yang begituan. Eh tapi kok lo bisa tiba-tiba ada di kamar gue sih?” saat dia menyadari bagaimana riyan bisa masuk ke kamarnya karena seingat dia pintu kamarnya dia itu dikunci
“emm gimana yaaa…..kasih tau nggak yaa……” riyan malah meledek
“gue serius nih kalo nggak natar tangan lo yang satu lagi gue gigit juga nih” ancam ana
“iya iya gue jawab,tadi itu pintu kamar lo nggak di kunci jadi ya gue bisa masuk”
“bohong lo,orang tadi pintu udah gue kunci” ana nggak percaya
“yee yaudah kalo lo nggak percaya,lagian lo ngelamunin apa sih kayaknya asyik banget sampe gue dateng aja nggak tau” riyan lalu duduk di kursi yang ada di balkon ana
“mau tau aja lo,kepo dasar!!” ana ikut duduk di kursi yang satu lagi
“palingan juga ngelamunin dimas” riyan memancing ana
“NGGAK!!! GUE LAGI NGGAK NGELAMUNIN DIA DAN NGGAK AKAN PERNAH LAGI MIKIR TENTANG DIA,NGERTI LO!!!” ana langsung naik darah saat mendengar nama dimas
“kenapa nggak cerita?” tanya riyan to the point
Ana yang langsung mengrti maksut dimas “sorry yan,gue lagi bener-bener gabisa mikir. Gue masih shock”
“yaudah sekarang cerita pelan-pelan ya ke gue” bujuk riyan
Akhirnya ana menceritakan kejadian yang dialaminya dari mulai memergoki dimas degan cewek lain sampai dimas datang kerumahnya. Susah payah ana menceritakan itu semua karena dia tidak kuat akhirnya dia menangis
Riyan yang nggak kuat melihat ana menangis langsung merengkuh ana kedalam pelukannya,dia mencoba menanangkan ana dan meredakan tangisnya. Riyan berdesis “dimas sialan!!!!”
“gue salah apa ya yan sama dia,sampe dia ngelakuin itu ke gue” ana terisak
“lo nggak salah apa-apa na,emang dia aja yang bajingan” jawab riyan sambil mengelus punggung ana lembut “udah ya gausah nangis terus,rugi banget lo nangisin dia”
“……” ana masih menangis di pelukan riyan
“na udah jangan nagis terus,kan masih ada gue. Gue janji bakal bikin lo senyum lagi dan bikin lo lupa sama cowok sialan itu” janji riyan
Ana melepaskan diri dari pelukan riyan dan mengelap air matanya dengan punggung tangannya “iya gue juga lagi usaha buat lupa sama dia,tapi kayaknya bakal lama deh” ucap ana lirih
“tenang gue bakal bantuin lo ko”
“thanks yan” ana tersenyum
Tiba-tiba riyan mengecup lembut kening ana. Ana terkesiap dan langsung membuang mukanya yang mulai bersemu merah. Sementara itu sikap jahil riyan muncul lagi.
“baru juga gue cium keningnya udah merah gitu mukanya” kata riyan jahil
“siapa yang mukanya merah? Nggak kok!!” ana masih belumm berani menatap riyan
“bohong,mana coba liat mukanya” riyan mencoba melihat wajah ana
Ana tidak bisa mengelak saat wajah riyan sudah berada tepat di depan wajahnya. Riyan makin mendekatkan wajahnya ke wajah ana seakan-akan dia ingin mencium bibir keicil gadis itu. Ana yang kaget dan nggak tau harus gimana lagi Cuma bisa menutup matanya dan berharap-harap cemas. Tapi,hening…..tidak terjadi apa-apa dan sedetik kemudian  riyan tertawa terbahak-bahak. Ana langsung membuka matanya dan menyadari bahwa riyan sedang menjahili dia.
“riyaaaaaaaannnnn!!!!! Iseng banget sih” ana memasang wajah cemberutnya dengan memajukan bibirnya
Sementara itu riyan masih tertawa sambil memegangi perutnya “hahahahahahahahahahaha!!!! Sumpah na muka lo kocak banget tadi. Merah banget kayak udang rebus”
“ahhh riyan jahat nih” ana merajuk
Tawa riyan mulai mereda dan dia mulai mengatur nafasnya “sorry,tapi tadi muka lo itu bener-bener lucu na. kalo elo ngeliat pasti lo ketawa juga”
“ahhh tuh kan,udah ah gue ngambek” ancam ana
“eh…iya..iya jangan ngambek dong na,masa kayak gitu aja ngambek” rayu riyan
“makanya lo jangan iseng”
“eh iya na,hari sabtu ini ikut gue sama syafa yuk”
“kemana?”
“makan di café daerah pluit”
“kenapa nggak lo berdua aja,kalo ada gue ntar gue ganggu”
“syafa yang mau na,katanya biar lo nggak sedih terus gara-gara putus dari si dimas sialan itu”
“emmm oke deh,itung-itung cuci mata. Siapa tau gue dapet cowok disana” ucap sana santai
“apa kata lo? Cowok baru? Nggak boleh!!!” larang riyan
“kenapa? Cemburu?” ana balik meledek riyan
“nggak!!!” bantah riyan
“alahhh udah ngaku aja,cemburu kan lo?” tanya ana jahil sambil mencolek dagu riyan
“nggak apaan sih lo” kali ini gantian riyan yang mukanya merah
“hahahahahahahahaha” ana hanya tertawa melihat muka riyan

Malam itu ana dan riyan menghabiskan waktu mereka untuk bercanda di balkon kamar ana. Riyan senang karna ana sudah bisa tertawa lepas dan ana juga sudah tidak sedih lagi.

******
Sabtu malam….

Malam ini riyan membawa mobil honda jazz-nya karena dia harus menjemput 2 cewek sekaligus. Pertama riyan menjemput syafa dirumahnya lalu menjemput ana. Riyan dan syafa duduk di depan sementara ana duduk di belakang.

Sepanjang perjalanan mereka terus bercanda,ana merasa beruntung masih memiliki syafa dan riyan yang sangat perduli terhadapnya. Kurang lebih 1 jam mereka menempuh perjalanan dan akhirnya mereka sampai di café itu.

Suasana Café malam itu lumayan ramai mungkin karna itu malam minggu. Tapi kebanyakan tamu yang datang bukan remaja anak sekolah melainkan mahasiswa/mahasiswi jadi walaupun lumayan ramai tapi keadaan di dalamnya cukup tenang.

Setelah masuk ke dalam café ana syafa dan riyan langsung memilih tempat duduk yang agak di pojokan. Lalu mereka memesan makanan dan minuman,berhubung mereka belum makan malam jadi mereka memutuskan untuk memakan makanan berat.
“makan yang banyak ya,biar pada gendut” kata riyan meledek
“uhhhh enak aja kalo ngomong” ana dan syafa menjawab dengan mulut yang masih penuh dengan makanan
Sementara riyan hanya tertawa.

Selain tempat yang asyik dan nyaman banget ternyata café itu juga menyediakan live music jadi para pengunjung bisa makan dengan di temani  alunan music yang merdu. Tiba-tiba saja syafa mempunyai ide yang sangat cemerlang menurutnya.
“ternyata disini ada live music juga ya?” tanya syafa
“iya,keren ya, tambah asyik aja” ana meng-iyakan
“gasalah pilih tempat kan gue” riyan malah ke-Pdan
“wooooooo!!!!!” sorak ana dan syafa serempak
“na,lo bisa nyanyi kan? Suara lo juga bagus” kata syafa
“nggak ah,biasa aja kok” ana merendah
“alaaahhh,udah deh gue tau kok. Gausah bohong”
“iya na,suara elo kan bagus” kali ini riyan ikut-ikutan
“na elo kan blm kasih gue sama riyan kado anniv,jadi sekarang gue mau minta kado sama elo” kata syafa kemudian
“elo mau kado apa?’ tanya ana
“gue mau elo nyanyi,yayayayaya pelaseeee” syafa memohon dengan muka yang dibuat semelas mungkin
Ana kaget tapi karena dia sedang malas berdebat akhirnya dia mengiyakan permintaan syafa “oke,tapi nyannyi lagu apa?”
“apa aja deh na”
“oke,biar gue yang bilang sama manager café ini kalo ana mau nyumbangin suaranya”

Riyan lalu beranjak menuju panggung kecil yang berada di sudut café dan mulai berbicara dengan seseorang. Sesaat kemudia dia balik ke mejanya dan menginformasikan bahwa manager afe itu setuju kalau ana bernyanyi. Lalu ana menuju panggung dan berbincang sebentar dengan pemain keyboard. Sesaat kemudian pemain keyboard itu berbicara.

“baiklah para pengunjung yang berbahagia,saat ini diatas panggung sudah ada ana. Dia akan menghibur kita semua disini dengan suaranya yang merdu. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk ana”

Lalu ana berdiri di tengah panggung dan mulai menyanyi

Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang ku rasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Ana menyanyikan lagu “Everybody Knew” dengan di iringi keyboard. Dia seperti sedang menceritakan apa yang di alaminya melewati lagu.



Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada lagi hasrat dalam hidupku
Kepada dirimu yang dulu ku cinta
Tak ada lagi kenangan,tak ada lagi harapan

Ana menggerkan tubuhnya seirama dengan musik yang mengiringinya. Sementara syafa dan riyan tersenyum melihatnya.

Everybody knew you’re liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you’re never serious
Risk your love at me and i tell you once again baby


Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang ku rasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Everybody knew you’re liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you’re never serious
Risk your love at me and i tell you once again baby

Ana semakin atraktif diatas panggung,sekarang malah dia mengajak pengunjung lain untuk bernyayi bersama dan bertepuk tangan seirama dengan musik yang mengiringi.

Everybody knew you’re liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you’re never serious
Risk your love at me and i tell you once again baby

Risk your love at me 
and i tell you once again baby

PROKOOKKKK!!!!PROOOKKK!!!PROOKKK!!!!

LAGI!!!….LAGI!!!…..LAGI!!!…..LAGI!!!…..LAGI!!!…..LAGI!!!

Ana menatap bingung kearah syafa dan riyan,dia nggak tau apakah harus bernyanyi lagi atau tidak. Tapi suara penonton semakin kerasa dan saat dia kembali bertanya kepada kedua temannya,syafa dan riyan mengangguk sambil tersenyum. Akhirnya ana menyanyikan satu lagu lagi,setelah berunding dengan pemain keyboard dia mulai menyanyi lagi. Kali ini ana menyanyikan sebuah lagu dari Vierra “Rasa Ini”

Ku tak percaya kau ada di sini
Menemaniku di saat dia pergi
Sungguh bahagia kau ada di sini
Menghapus semua sakit yang kurasa

Ana mulai menyanyikan lagu itu. Lagu yang pas untuk perasaan ana saat ini. Lagu itu seperti menceritakn tentang posisi riyan di kehidupan ana,

Mungkinkah kau merasakan
Semua yang ku pasrahkan
Kenanglah kasih..

Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi , menjadi miliknya
Namun salahlah aku, bila ku pernah merasa ini

Na nana nanana nana nanana

Sementara ana bernyanyi syafa dan riyan terpukau mendengar merdunya suara ana. Penonton yang ada disana terhanyut dengan suara dan lagu yang dibawakan ana.

Mungkinkah kau merasakan
Semua yang ku pasrahkan
Kenanglah kasih..

Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi , menjadi miliknya
Namun salahlah aku, bila ku pernah merasa ini

Saat dentingan piano terakhir selesai ditekan,ana kembali mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah dari para pengunjung lain. Lalu dia membungkukan badan tanda berterima kasih kepada penonton,setelah itu dia bersalaman dengan pemain keyboard lalu turun dan kembali ke mejanya.

Prookkk,,,,Prokkk…..Prookkkk. syafa dan riyan bertepuk tangan saat ana duduk di kursinya. Sementara ana hanya tersenyum.

“karna lo udah keren banget pas nyanyi tadi,jadi sekarang lo gue teraktir ice cream” kata riyan saat sudah duduk
“ana doang aku nggak nih?” syafa bertanya sambil nyengir
“kamu juga” riyan tersenyum sambil memanggil seorang pelayan
“yaudah kalo gitu gue mau pesen ice cream vanilla+chocolate” ana langsung memesan
“emm gue mix fruit aja deh” syafa kemudian memesan

Lalau setelah pesanan mereka datang.mereka langsung menyamtap pesanan meraka. Setelah itu mereka pulang karna hari juga sudah malam. Riyan mengantarkan syafa terlebih dahulu baru kemudian dia mengantarkan ana. Sesampainya di depan rumah ana.ana tidak langsung masuk dia lalu berbicara kepada riyan.

“yan waktu itu syafa bilang dia ngerasa elo berubah,dia ngerasa lo makin menjauh dari dia. Dia juga bilang dia takut elo lagi suka sama cewe lain. Dia juga bilang gue disuruh jagain elo” ucapa ana llirih sambil menatap lurus jalan di depannya
“jadi lo maunya kita gimana?” tanya riyan dengan hati-hati
Sesaat ana menghela nafas kemudian berbicara “gue mau kita tetep jadi sahabat nggak lebih,jadi mulai sekarang lo nggak usah berubah sikap ke syafa dan nggak usah cari cara buat bisa putus dari syafa. Syafa udah baik banget sama gue,gue nggak mau mengkhianati dia yan. Lo pasti ngerti maksut gue.” Ana menatap riyan nanar
“oke kalo emang mau lo kayak gitu. Tapi inget ya na gue bakalan terus sayang sama lo dan elo tetep spesial di hati gue” ujar riyan yang membalas tatapan ana
Ana tersenyum “thanks yan.lo juga udah punya tempat sendiri di hati gue. Yaudah kalo gitu gue masuk dulu ya” ana kemudia membuka pintu di sampingnya dan turun

Setelah ana turun dari mobil dan mengucapkan terimakasih riyan menjalankan mobilnya. di dalam mobilnya riyan sibuk dengan pikirannya sendiri.

******

Tidak ada komentar:

Posting Komentar