Halaman

FE

FE

Sabtu, 17 Desember 2011

DILEMA #3


PART 3

Dua hari kemudian……….

Tinnnn……Tinnn….Tiiinnnnn……… Dimas membunyikan klakson motornya.

Ana yg sedang bersiap-siap dikamarnya lgsg terlihat buru-buru. Dia mengikat tali sepatunya asal-asalan lalu langsung mengambil tasnya tanpa menyisir rambutnya karena dia sudah telat. Langsung saja dia keluar kamar dan menghampiri mamahnya yg sedang menata sarapan di meja makan.

“Mah,aku pergi dulu ya” ucap ana sambil mencium kedua pipi dan tangan mamahnya
“nggak makan dulu?” tanya mamahnya
“nggak mah,nggak sempet itu dimas udah jemput” jawab ana buru-buru sambil beralu meninggalkan mamahnya
“oh oke deh,salam buat dimas yaaa” mamah ana sedikit berteriak
“iyaaaaaa mah!! Daaaahhhh!!! Assalamualaikum!!!” jawab ana berteriak dan langsung menghilang di balik pagar rumahnya

Sementara itu dimas yang berada di depan rumah ana dan sedang duduk manis di atas motor ninjanya langsung geleng-geleng kepala melihat sikap ceroboh pacarnya itu.

“kesiangan lagi?” tanya dimas saat ana sudah berada di depannya
“iya” jawab ana singkat padat dan jelas,dia masih agak sedikit kesel tentang kejadian dua hari lalu “udah yuk ah berangkat”
Dimas terseyum lalu mengacak-ngacak rambut ana “yuk,aku juga takut telat” ucap dimas sambil menyodorkan helm untuk ana “udah siap?” tanya dimas saat ana sudah naik di boncengan motornya
“iya udah” ana masih jutek
“pegangan yaa,aku mau ngebut soalnya biar kita nggak telat” sambil menggamit tangan ana untuk memeluk pinggangnnya
Ana menolak dan menarik tangannya kembali “nggak mau ah,gausah pegangan dan jangan ngebu!!!t” ana masih tetap jutek dan terdengan seperti perintah
Tapi dimas mengabaikan perintah ana itu “hmmm yaudah deh” lalu dimas menyalakan motornya dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Dimas nggak bohong kalau dia akan ngebut,buktinya dari pertama dia melajukan motornya sampai sekarang sudah keluar daerah rumah ana dia tetap tidak menurunkan keceptana motornya. Bukan tanpa alasan dimas ngebut seperti ini,alasannya jelas banget karena jarak rumah ana dan sekolah ana itu lumayan jauh sekitar 20 menit kalau naik motor sementara jarak dari sekolah ana ke sekolah riyan lebih jauh lagi sekitar 30 menit. Makanya riyan melajukan motornya dengan sangat cepat supaya dia dan ana tidak telat.

“dimas jangan ngebut-ngebut aku takut” omel ana sambil berteriak
Dimas pura-pura tidak mendengar dan hanya melirik ana lewt kaca spionnya. Dimas sedang berkonsentrasi penuh dengan jalanan di depannya,karena jika ada celah sedikit saja pasti dia akan langsung masuk dan menyalip kendaraan yg ada di depannya.
“dimasssss!!!!” kali ini ana berteriak sambil mencubit pinggang ana
“adooowwww,apaan sih na?sakit tau” tanya dimas pura-pura nggak ngerti
“jangan ngebut dooongg,aku takut nih” ana berteriak
“kan aku udah bilang pegangan,tapi kamunya nggak mau” jawab dimas santai
Ana kesel,dia sadar percuma dia marah-marah sampe uratnya mau copot dimas nggak bakalan nurunin kecepatan motornya. Akhirnya ana mengalah daripada dia mati ketakutan gara-gara dimas bawa motornya kayak pembalap F1,ana memegang jaket dimas.
Tanpa disadari ana bahwa orang yang sedang membawa motor dengan gila ini bersusah payah untuk tidak tertawa.
“udah gausah malu-malu peluk aja pinggang aku” kata dimas dengan senyum di bibirnya
Ana mencubit pinggang dimas lagi “udah deh jangan banyak permintaan,bawel banget”

Bukannya menurunkan kecepatan morotnya dimas malah menaikan kecepatan motornya. Ana kaget dan tanpa dia sadari dia langsung memeluk erat pinggang dimas dan membenamkan wajahnya di punggung dimas. Dimas melihat ekspresi muka ana yg mulai pucat dan tersenyum dibalik helmnya saat ana “menyerah” dan memeluk pinggangnya denan erat.

20 menit kemudian ana sampai di sekolahnya.
“sudah sampai” dimas mengatakannya dengan intonasi yang gembira
Tapi ana tidak bereaksi apa-apa,dia masih memeluk pinggang dimas dan membenamkan wajahnya di punggung dimas. Ana masih antara sadar dan tidak sadar,dia masih ketakutan dan badannya juga gemetar.
Dengan lembut dimas memegang tangan ana dan mengelusnya “na udah sampe nih”
“ahh…ehhh..apa?udah sampe?ohh iyaaa..” jawab ana kaget saat dia merasakan tangan dimas mengelus tangannya dan dia langsung tersadar lalu turun dari motor dimas
Riyan kaget saat melihat wajah ana yang putih kaya kapas “kamu nggak apa-apa?” tanya riyan lembut
“nggak apa-apa gimana,galait apa aku ketakutan kayak gini. Lagian kamu tau kan aku tuh paling takut kalo naek motor ngebut-ngebut” ana memasang wajah cemberutnya
“maaf ya” dimas berkata sambil menatap mata ana yang menunjukan kalo gadis itu memang benar-benar ketakutan
Ana nggak menjawab apa-apa dia langsung melepas helm dan menaruhnya di jok belakang motor. Lalu dia langsung berbalik badan dan masuk ke dalam sekolahnya
Tapi sebelum ana sempat berjalan dimas mencekal tangan ana,lalu ana berbalik dan menaikan kedua alisnya dengan malas seperti berkata ‘apa lagi?’
“maaf ya” ucap dimas sambil mengcup kening ana lembut “yaudah sana masuk,nanti kamu telat”
“daritadi juga udah mau masuk” jawab ana jutek
Dimas hanya tersenyum mendengar itu “Nanti siang aku jemput sekalian kita rayain 1 tahun kita” ucap dimas sambil mengacak-ngacak puncak kepala ana
“oke” jawab ana lalu dia measuk ke dalam sekolahnya tanpa menoleh lagi
Dimas sudah tidak kaget lagi dengan sikap ana yang begitu,justru sikap ana yang jutek,cuek,bodo amatan itu yang bikin dimas suka sama cewe itu. Setelah ana menghilang di balik gerbang dimas langsung mamacu motornya menuju kesekolahnya.

******







Dimas langsung memacu motornya tetapi dia tidak memacu motornya menuju jalan yang biasa dia lewati menuju sekolahnya. Dimas berhenti di sebuah rumah sederhana yang di depannya ada seorang cewek manis yang sedang berdiri dan dilihat dari sikapnya sepertinya dia sedang menunggu seseorang karena sebentar-sebentar dia melihat jam tangannya dan melihat ke kanan dan ke kiri.

Dimas memberhentikan motornya di depan cewek manis itu “hay,udah nunggu lama?”
Cewek manis itu langsung mengahampiri riyan dengan semangat “lama banget tau,kamu kemana aja sih?” tanya cewek itu manja sambil memeluk pergelangan lengan riyan dengan manja
“maaf ya,tadi harus nganterin ana dulu” jawab riyan dengan hati-hati
Cewek itu langsung melepas pelukannya di pergelangan tangan riyan “ana lagi ana lagi,bisa nggak sih jangan dia terus aku bosen dengernya” jawab cewek itu ketus dan dengan tampang yang menunjukan kalo dia benci banget sama makhluk yang namanya ana.
Riyan mengelus punggung cewek itu dan merangkulnya”iya maaf yaaaa,yaudah yuk kita berangkat nanti kita telat lagi”
Cewe itu masih kelihatan bete banget dan nggak merespons ucapan dimas. Dia Cuma berdiri dan melihat dimas dengan tatapn sinis
Akhirnya dimas menggenggam tangan cewek itu dan mencium bibirnya sekilas “udah yaa jangan ngambek lagi,kalo ngambek terus ntar cantiknya ilang lho” rayu dimas sambil mengusap kedua pipi cewek itu lembut.
Cewek itu langsung tersenyum saat dimas mencium bibirnya dan gantian mencium pipi kanan dimas “cantikan mana aku sama si ana itu?” tanya cewek itu
Dimas dengan santi menjawab”ya cantikan kamu lah sayaaangg”
“bener?” tanya cewek itu menyelidik
“yaiyalah bener,kamu nggak percaya sama aku?
Cewek itu hanya tersenyum dan berkata “percaya kok” lalu dia langsung naik di boncengan motor dimas.
Dimas lalu menyalakan mesin motornya “udah siap?”
“siap!!” berbeda dengan ana,cewek itu tanpa harus diperintah sudah langsung memeluk pinggang dimas dan merapatkan posisi duduknya dengan tubuh dimas
Dimas langsung melajukan motornya menuju sekolahnya dengan kecepatan yang tinggi. Di tengan konsentrasinya mengendarai motornya di dalam hat dimas berkata “maafin aku na,maafin aku kalo aku selingkuh” lalu dimas kembali berkonsentrasi dengan jalanan di depannya.

Dan kurang dari 20 menit dia sudah sampai di sekolahnya dan langsung menuju kelasnya. Sementara cewek yang menjadi selingkuhannya itu masih tetap menggelayut manja dengan dimas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar