PART 3
Dua hari
kemudian……….
Tinnnn……Tinnn….Tiiinnnnn………
Dimas membunyikan klakson motornya.
Ana yg sedang
bersiap-siap dikamarnya lgsg terlihat buru-buru. Dia mengikat tali sepatunya asal-asalan
lalu langsung mengambil tasnya tanpa menyisir rambutnya karena dia sudah telat.
Langsung saja dia keluar kamar dan menghampiri mamahnya yg sedang menata
sarapan di meja makan.
“Mah,aku pergi dulu
ya” ucap ana sambil mencium kedua pipi dan tangan mamahnya
“nggak makan dulu?”
tanya mamahnya
“nggak mah,nggak
sempet itu dimas udah jemput” jawab ana buru-buru sambil beralu meninggalkan
mamahnya
“oh oke deh,salam
buat dimas yaaa” mamah ana sedikit berteriak
“iyaaaaaa mah!!
Daaaahhhh!!! Assalamualaikum!!!” jawab ana berteriak dan langsung menghilang di
balik pagar rumahnya
Sementara itu dimas
yang berada di depan rumah ana dan sedang duduk manis di atas motor ninjanya langsung
geleng-geleng kepala melihat sikap ceroboh pacarnya itu.
“kesiangan lagi?”
tanya dimas saat ana sudah berada di depannya
“iya” jawab ana
singkat padat dan jelas,dia masih agak sedikit kesel tentang kejadian dua hari
lalu “udah yuk ah berangkat”
Dimas terseyum lalu
mengacak-ngacak rambut ana “yuk,aku juga takut telat” ucap dimas sambil
menyodorkan helm untuk ana “udah siap?” tanya dimas saat ana sudah naik di
boncengan motornya
“iya udah” ana masih
jutek
“pegangan yaa,aku
mau ngebut soalnya biar kita nggak telat” sambil menggamit tangan ana untuk
memeluk pinggangnnya
Ana menolak dan
menarik tangannya kembali “nggak mau ah,gausah pegangan dan jangan ngebu!!!t”
ana masih tetap jutek dan terdengan seperti perintah
Tapi dimas
mengabaikan perintah ana itu “hmmm yaudah deh” lalu dimas menyalakan motornya
dan langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Dimas nggak bohong
kalau dia akan ngebut,buktinya dari pertama dia melajukan motornya sampai
sekarang sudah keluar daerah rumah ana dia tetap tidak menurunkan keceptana
motornya. Bukan tanpa alasan dimas ngebut seperti ini,alasannya jelas banget
karena jarak rumah ana dan sekolah ana itu lumayan jauh sekitar 20 menit kalau
naik motor sementara jarak dari sekolah ana ke sekolah riyan lebih jauh lagi
sekitar 30 menit. Makanya riyan melajukan motornya dengan sangat cepat supaya
dia dan ana tidak telat.
“dimas jangan
ngebut-ngebut aku takut” omel ana sambil berteriak
Dimas pura-pura
tidak mendengar dan hanya melirik ana lewt kaca spionnya. Dimas sedang
berkonsentrasi penuh dengan jalanan di depannya,karena jika ada celah sedikit
saja pasti dia akan langsung masuk dan menyalip kendaraan yg ada di depannya.
“dimasssss!!!!” kali
ini ana berteriak sambil mencubit pinggang ana
“adooowwww,apaan sih
na?sakit tau” tanya dimas pura-pura nggak ngerti
“jangan ngebut
dooongg,aku takut nih” ana berteriak
“kan aku udah bilang
pegangan,tapi kamunya nggak mau” jawab dimas santai
Ana kesel,dia sadar
percuma dia marah-marah sampe uratnya mau copot dimas nggak bakalan nurunin
kecepatan motornya. Akhirnya ana mengalah daripada dia mati ketakutan gara-gara
dimas bawa motornya kayak pembalap F1,ana memegang jaket dimas.
Tanpa disadari ana
bahwa orang yang sedang membawa motor dengan gila ini bersusah payah untuk
tidak tertawa.
“udah gausah
malu-malu peluk aja pinggang aku” kata dimas dengan senyum di bibirnya
Ana mencubit
pinggang dimas lagi “udah deh jangan banyak permintaan,bawel banget”
Bukannya menurunkan
kecepatan morotnya dimas malah menaikan kecepatan motornya. Ana kaget dan tanpa
dia sadari dia langsung memeluk erat pinggang dimas dan membenamkan wajahnya di
punggung dimas. Dimas melihat ekspresi muka ana yg mulai pucat dan tersenyum
dibalik helmnya saat ana “menyerah” dan memeluk pinggangnya denan erat.
20 menit kemudian
ana sampai di sekolahnya.
“sudah sampai” dimas
mengatakannya dengan intonasi yang gembira
Tapi ana tidak
bereaksi apa-apa,dia masih memeluk pinggang dimas dan membenamkan wajahnya di
punggung dimas. Ana masih antara sadar dan tidak sadar,dia masih ketakutan dan
badannya juga gemetar.
Dengan lembut dimas
memegang tangan ana dan mengelusnya “na udah sampe nih”
“ahh…ehhh..apa?udah
sampe?ohh iyaaa..” jawab ana kaget saat dia merasakan tangan dimas mengelus
tangannya dan dia langsung tersadar lalu turun dari motor dimas
Riyan kaget saat
melihat wajah ana yang putih kaya kapas “kamu nggak apa-apa?” tanya riyan
lembut
“nggak apa-apa
gimana,galait apa aku ketakutan kayak gini. Lagian kamu tau kan aku tuh paling
takut kalo naek motor ngebut-ngebut” ana memasang wajah cemberutnya
“maaf ya” dimas
berkata sambil menatap mata ana yang menunjukan kalo gadis itu memang
benar-benar ketakutan
Ana nggak menjawab
apa-apa dia langsung melepas helm dan menaruhnya di jok belakang motor. Lalu
dia langsung berbalik badan dan masuk ke dalam sekolahnya
Tapi sebelum ana
sempat berjalan dimas mencekal tangan ana,lalu ana berbalik dan menaikan kedua
alisnya dengan malas seperti berkata ‘apa lagi?’
“maaf ya” ucap dimas
sambil mengcup kening ana lembut “yaudah sana masuk,nanti kamu telat”
“daritadi juga udah
mau masuk” jawab ana jutek
Dimas hanya
tersenyum mendengar itu “Nanti siang aku jemput sekalian kita rayain 1 tahun
kita” ucap dimas sambil mengacak-ngacak puncak kepala ana
“oke” jawab ana lalu
dia measuk ke dalam sekolahnya tanpa menoleh lagi
Dimas sudah tidak
kaget lagi dengan sikap ana yang begitu,justru sikap ana yang jutek,cuek,bodo
amatan itu yang bikin dimas suka sama cewe itu. Setelah ana menghilang di balik
gerbang dimas langsung mamacu motornya menuju kesekolahnya.
******
Dimas langsung
memacu motornya tetapi dia tidak memacu motornya menuju jalan yang biasa dia
lewati menuju sekolahnya. Dimas berhenti di sebuah rumah sederhana yang di
depannya ada seorang cewek manis yang sedang berdiri dan dilihat dari sikapnya
sepertinya dia sedang menunggu seseorang karena sebentar-sebentar dia melihat
jam tangannya dan melihat ke kanan dan ke kiri.
Dimas memberhentikan
motornya di depan cewek manis itu “hay,udah nunggu lama?”
Cewek manis itu
langsung mengahampiri riyan dengan semangat “lama banget tau,kamu kemana aja
sih?” tanya cewek itu manja sambil memeluk pergelangan lengan riyan dengan
manja
“maaf ya,tadi harus
nganterin ana dulu” jawab riyan dengan hati-hati
Cewek itu langsung
melepas pelukannya di pergelangan tangan riyan “ana lagi ana lagi,bisa nggak
sih jangan dia terus aku bosen dengernya” jawab cewek itu ketus dan dengan
tampang yang menunjukan kalo dia benci banget sama makhluk yang namanya ana.
Riyan mengelus
punggung cewek itu dan merangkulnya”iya maaf yaaaa,yaudah yuk kita berangkat
nanti kita telat lagi”
Cewe itu masih
kelihatan bete banget dan nggak merespons ucapan dimas. Dia Cuma berdiri dan
melihat dimas dengan tatapn sinis
Akhirnya dimas
menggenggam tangan cewek itu dan mencium bibirnya sekilas “udah yaa jangan
ngambek lagi,kalo ngambek terus ntar cantiknya ilang lho” rayu dimas sambil
mengusap kedua pipi cewek itu lembut.
Cewek itu langsung
tersenyum saat dimas mencium bibirnya dan gantian mencium pipi kanan dimas
“cantikan mana aku sama si ana itu?” tanya cewek itu
Dimas dengan santi
menjawab”ya cantikan kamu lah sayaaangg”
“bener?” tanya cewek
itu menyelidik
“yaiyalah bener,kamu
nggak percaya sama aku?
Cewek itu hanya
tersenyum dan berkata “percaya kok” lalu dia langsung naik di boncengan motor
dimas.
Dimas lalu
menyalakan mesin motornya “udah siap?”
“siap!!” berbeda
dengan ana,cewek itu tanpa harus diperintah sudah langsung memeluk pinggang
dimas dan merapatkan posisi duduknya dengan tubuh dimas
Dimas langsung
melajukan motornya menuju sekolahnya dengan kecepatan yang tinggi. Di tengan
konsentrasinya mengendarai motornya di dalam hat dimas berkata “maafin aku na,maafin
aku kalo aku selingkuh” lalu dimas kembali berkonsentrasi dengan jalanan di
depannya.
Dan kurang dari 20
menit dia sudah sampai di sekolahnya dan langsung menuju kelasnya. Sementara
cewek yang menjadi selingkuhannya itu masih tetap menggelayut manja dengan
dimas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar