Halaman

FE

FE

Kamis, 29 Desember 2011

DILEMA #6


PART 6

Keesokan harinya sepulang sekolah riyan langsung menuju sekolah syafa. Sesampainya disekolah syafa ternyata cewek itu sudah menunggu riyan di depan pintu gerbang.
“hay,udah lama?” sapa riyan
“nggak kok,baru aja” jawab syafa sambil naik ke boncengan motor riyan
“oke deh,kita langsung berangkat ya. Pegangan” kata riyan sambil menjalankan motornya
“oke siap!!!” syafa melingkarkan tangannya di pinggang riyan

Riyan melajukan motornya menuju sebuah taman kota yang berada di pusat kota yang terkenal dengan keindahan danaunya. Sesampainya di taman kota tersebut riyan langsung memarkirkan motornya.

Suasana taman kota siang itu tidak terlalu ramai,karena memang itu bukan hari libur. Hanya terlihat beberapa anak sekolah,pedagang makanan dan anak-anak kecil yang sedang bermain kejar-kejaran. Riyan memilih duduk di rumput di sebrang danau.
“huaaaahhh udaranya sejuk banget ya” riyan memulai pembicaraan
“iya enak banget,jarang-jarang banget di jakarta sejuk begini. Biasanya kalo mau sejuk pergi ke mall” syafa meng-iyakan perkataan riyan
“hemm iya. Emm fa” riyan memenggil syafa
“iya kenapa yan?” syafa menoleh ke arah riyan
“kamu laper nggak? Aku laper nih” tanya riyan sambil memegangi perutnya
“iya nih aku juga laper,makan yuk”
“ayuk,kamu mau makan apa?”
“emmmm,aku ketoprak aja deh. Kamu?” jawab syafa sambil menunjuk penjual ketoprak
“aku bakso aja deh” jawab riyan

Akhirnya mereka memesan makanan mereka masing-masing dan makan bersama,sambil diselingi obrolan yang seru terkadang mereka juga tertawa dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Setelah selesai makan dan membayar mereka kembali ke tempat mereka duduk tadi dan syafa teringat dengan kadonya untuk riyan
“yan,aku punya sesuatu buat kamu”
“apaan?” tanya riyan bingun
“TARAAAAAA!!!!!” syafa mengeluarkan dua bungkus kado
“wahh apa nih? Banyak banget” tanya riyan
“buka dong”

Riyan lalu membukan bungkus kado itu satu persatu dan kaget melihat isinya.
“waahhhh sweater one piece” riyan seneng banget dapet sweater itu “sepatunya juga keren banget,kamu tau darimana kalo aku lagi mau sweater ini” tanya riyan sambil menunjuk ke arah sweater
“tau dari ana” jawab syafa santai
Yang ditanya malah ngangguk-ngangguk saja “sweaternya langsung aku pakai ya” riyan lalu mengganti sweater yang dia pakai dengan sweater yang baru dia dapat
“iya pakai aja,sepatunya nggak sekalian?”
“nggak ah. Gimana aku keren nggak?” tanya riyan sambil bergaya seperti cover boy
Syafa sampai tertawa melihat tingkahnya yang konyol itu “keren ko keren banget,ganteng lagi” kata syafa sambil mengacungkan kedua jempolnya
“ fa sabtu malem ini kamu ada acara nggak?”
“nggak kenapa yan?”
“kita jalan yuk,kita makan di café yang baru buka di daerah pluit”
“boleh juga,ajak ana juga ya biar dia nggak sedih terus”
“memangnya ana sedih kenapa?” tanya riyan bingung
“lho memang ana belom cerita ke kamu?” kali ini gantian syafa yang bingung
“belom,cerita apa?”
“itu lho dia kan putus sama dimas”
“hah?!! Putus kok bisa?” riyan kaget mendengar itu
“iya putus,kayaknya dimas selingkuh deh”
Riyan kaget sekaligus emosi mendengarnya. Kenapa ana nggak cerita sama dia kalo sudah putus dan kenapa juga dimas bisa selingkuh “dia nggak cerita apa-apa sama aku”
“masa sih? Yaudah nanti malem kamu kerumah dia aja,kayaknya dia lagi butuh tempat curhat deh” syafa memberi saran
“oke deh. Eh pulang yuk udah sore nih nanti kamu dicariin mamah kamu” riyan berdiri dari duduknya
“oke yuk” syafa mengikuti riyan menuju parkiran

Setelah keluar dari area taman kota itu riyan langsung memacu motornya menuju rumah syafa. Dan kurang dari setengah jam mereka sudah sampai dirumah syafa
“thanks ya yan” ucap syafa saat mereka baru aja sampai
“sama-sama fa” balas riyan
“makasih juga buat hari ini” lalu syafa turun dari boncengan motor riyan
“sama-sama fa,makasih juga buat hadiahnya”
“sama-sama juga ya. Yaudah aku masuk dulu ya”
Sebelum syafa masuk riyan mencium kening syafa lembut dan seteah itu dia melajukan motornya meninggalkan rumah syafa.

******
Malam ini ana sedang duduk termenung di balkon kamarnya. Dia sedang memikirkan kejadian beberapa hari lalu saat dia memergoki dimas bersama dengan cewek lain. Saat sedang asyik-asyiknya dia melamun tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menutup kedua matanya kontan ana langsung kaget dan mencoba melepaskan tangan orang yang menutup matanya.
“siapa lo?” tanya ana galak
Tapi orang yang menutup matanya hanya diam saja tidak menjawab apa-apa
Ana terus berontak untuk melepaskan tangan orang itu sekali lagi dia bertanya “woy,lo siapa? Jangan bercanda dong” kali ini suara ana mulai terdengar marah
Orang itu tetap bergeming dia tetap tidak menjawab apa-apa dan lebih memilih diam
Tiba-tiba saja ana mendapatkan ide untuk membuat orang itu bersuara. Dengan gerakan yang tiba-tiba dan sangat cepat ana menggigit tangan orang itu dengan keras sampai berbekas
“ADOOOOWWWWWWW!!!!!” orang itu langsung melepas kedua tangannya yang menutupi mata ana dan memegangi tangannya yang di gigit oleh ana
Setelah matanya di lepas ana langsung berbalik untuk melihat siapa orang yang sudah menjahili dia. Dan ternyata dia adalah riyan.
“aduhhh na,lo sadis banget sih brutal” riyan mengaduh sambil memegangi tangannya yang merah akibat gigitan ana
“biar tau rasa lo,mampus emang enak” bukannya meminta maaf ana malah mengejek riyan
“wahh gila lo,ini mah namanya KDHP” kata riyan sambil meniup tangannya yang merah
“apaan tuh KDHP?” tanya ana
“Kekerasan Dalam Hubungan Persahabatan” jawab riyan
“yeeee,ngaco lo. Mana ada yang begituan. Eh tapi kok lo bisa tiba-tiba ada di kamar gue sih?” saat dia menyadari bagaimana riyan bisa masuk ke kamarnya karena seingat dia pintu kamarnya dia itu dikunci
“emm gimana yaaa…..kasih tau nggak yaa……” riyan malah meledek
“gue serius nih kalo nggak natar tangan lo yang satu lagi gue gigit juga nih” ancam ana
“iya iya gue jawab,tadi itu pintu kamar lo nggak di kunci jadi ya gue bisa masuk”
“bohong lo,orang tadi pintu udah gue kunci” ana nggak percaya
“yee yaudah kalo lo nggak percaya,lagian lo ngelamunin apa sih kayaknya asyik banget sampe gue dateng aja nggak tau” riyan lalu duduk di kursi yang ada di balkon ana
“mau tau aja lo,kepo dasar!!” ana ikut duduk di kursi yang satu lagi
“palingan juga ngelamunin dimas” riyan memancing ana
“NGGAK!!! GUE LAGI NGGAK NGELAMUNIN DIA DAN NGGAK AKAN PERNAH LAGI MIKIR TENTANG DIA,NGERTI LO!!!” ana langsung naik darah saat mendengar nama dimas
“kenapa nggak cerita?” tanya riyan to the point
Ana yang langsung mengrti maksut dimas “sorry yan,gue lagi bener-bener gabisa mikir. Gue masih shock”
“yaudah sekarang cerita pelan-pelan ya ke gue” bujuk riyan
Akhirnya ana menceritakan kejadian yang dialaminya dari mulai memergoki dimas degan cewek lain sampai dimas datang kerumahnya. Susah payah ana menceritakan itu semua karena dia tidak kuat akhirnya dia menangis
Riyan yang nggak kuat melihat ana menangis langsung merengkuh ana kedalam pelukannya,dia mencoba menanangkan ana dan meredakan tangisnya. Riyan berdesis “dimas sialan!!!!”
“gue salah apa ya yan sama dia,sampe dia ngelakuin itu ke gue” ana terisak
“lo nggak salah apa-apa na,emang dia aja yang bajingan” jawab riyan sambil mengelus punggung ana lembut “udah ya gausah nangis terus,rugi banget lo nangisin dia”
“……” ana masih menangis di pelukan riyan
“na udah jangan nagis terus,kan masih ada gue. Gue janji bakal bikin lo senyum lagi dan bikin lo lupa sama cowok sialan itu” janji riyan
Ana melepaskan diri dari pelukan riyan dan mengelap air matanya dengan punggung tangannya “iya gue juga lagi usaha buat lupa sama dia,tapi kayaknya bakal lama deh” ucap ana lirih
“tenang gue bakal bantuin lo ko”
“thanks yan” ana tersenyum
Tiba-tiba riyan mengecup lembut kening ana. Ana terkesiap dan langsung membuang mukanya yang mulai bersemu merah. Sementara itu sikap jahil riyan muncul lagi.
“baru juga gue cium keningnya udah merah gitu mukanya” kata riyan jahil
“siapa yang mukanya merah? Nggak kok!!” ana masih belumm berani menatap riyan
“bohong,mana coba liat mukanya” riyan mencoba melihat wajah ana
Ana tidak bisa mengelak saat wajah riyan sudah berada tepat di depan wajahnya. Riyan makin mendekatkan wajahnya ke wajah ana seakan-akan dia ingin mencium bibir keicil gadis itu. Ana yang kaget dan nggak tau harus gimana lagi Cuma bisa menutup matanya dan berharap-harap cemas. Tapi,hening…..tidak terjadi apa-apa dan sedetik kemudian  riyan tertawa terbahak-bahak. Ana langsung membuka matanya dan menyadari bahwa riyan sedang menjahili dia.
“riyaaaaaaaannnnn!!!!! Iseng banget sih” ana memasang wajah cemberutnya dengan memajukan bibirnya
Sementara itu riyan masih tertawa sambil memegangi perutnya “hahahahahahahahahahaha!!!! Sumpah na muka lo kocak banget tadi. Merah banget kayak udang rebus”
“ahhh riyan jahat nih” ana merajuk
Tawa riyan mulai mereda dan dia mulai mengatur nafasnya “sorry,tapi tadi muka lo itu bener-bener lucu na. kalo elo ngeliat pasti lo ketawa juga”
“ahhh tuh kan,udah ah gue ngambek” ancam ana
“eh…iya..iya jangan ngambek dong na,masa kayak gitu aja ngambek” rayu riyan
“makanya lo jangan iseng”
“eh iya na,hari sabtu ini ikut gue sama syafa yuk”
“kemana?”
“makan di café daerah pluit”
“kenapa nggak lo berdua aja,kalo ada gue ntar gue ganggu”
“syafa yang mau na,katanya biar lo nggak sedih terus gara-gara putus dari si dimas sialan itu”
“emmm oke deh,itung-itung cuci mata. Siapa tau gue dapet cowok disana” ucap sana santai
“apa kata lo? Cowok baru? Nggak boleh!!!” larang riyan
“kenapa? Cemburu?” ana balik meledek riyan
“nggak!!!” bantah riyan
“alahhh udah ngaku aja,cemburu kan lo?” tanya ana jahil sambil mencolek dagu riyan
“nggak apaan sih lo” kali ini gantian riyan yang mukanya merah
“hahahahahahahahaha” ana hanya tertawa melihat muka riyan

Malam itu ana dan riyan menghabiskan waktu mereka untuk bercanda di balkon kamar ana. Riyan senang karna ana sudah bisa tertawa lepas dan ana juga sudah tidak sedih lagi.

******
Sabtu malam….

Malam ini riyan membawa mobil honda jazz-nya karena dia harus menjemput 2 cewek sekaligus. Pertama riyan menjemput syafa dirumahnya lalu menjemput ana. Riyan dan syafa duduk di depan sementara ana duduk di belakang.

Sepanjang perjalanan mereka terus bercanda,ana merasa beruntung masih memiliki syafa dan riyan yang sangat perduli terhadapnya. Kurang lebih 1 jam mereka menempuh perjalanan dan akhirnya mereka sampai di café itu.

Suasana Café malam itu lumayan ramai mungkin karna itu malam minggu. Tapi kebanyakan tamu yang datang bukan remaja anak sekolah melainkan mahasiswa/mahasiswi jadi walaupun lumayan ramai tapi keadaan di dalamnya cukup tenang.

Setelah masuk ke dalam café ana syafa dan riyan langsung memilih tempat duduk yang agak di pojokan. Lalu mereka memesan makanan dan minuman,berhubung mereka belum makan malam jadi mereka memutuskan untuk memakan makanan berat.
“makan yang banyak ya,biar pada gendut” kata riyan meledek
“uhhhh enak aja kalo ngomong” ana dan syafa menjawab dengan mulut yang masih penuh dengan makanan
Sementara riyan hanya tertawa.

Selain tempat yang asyik dan nyaman banget ternyata café itu juga menyediakan live music jadi para pengunjung bisa makan dengan di temani  alunan music yang merdu. Tiba-tiba saja syafa mempunyai ide yang sangat cemerlang menurutnya.
“ternyata disini ada live music juga ya?” tanya syafa
“iya,keren ya, tambah asyik aja” ana meng-iyakan
“gasalah pilih tempat kan gue” riyan malah ke-Pdan
“wooooooo!!!!!” sorak ana dan syafa serempak
“na,lo bisa nyanyi kan? Suara lo juga bagus” kata syafa
“nggak ah,biasa aja kok” ana merendah
“alaaahhh,udah deh gue tau kok. Gausah bohong”
“iya na,suara elo kan bagus” kali ini riyan ikut-ikutan
“na elo kan blm kasih gue sama riyan kado anniv,jadi sekarang gue mau minta kado sama elo” kata syafa kemudian
“elo mau kado apa?’ tanya ana
“gue mau elo nyanyi,yayayayaya pelaseeee” syafa memohon dengan muka yang dibuat semelas mungkin
Ana kaget tapi karena dia sedang malas berdebat akhirnya dia mengiyakan permintaan syafa “oke,tapi nyannyi lagu apa?”
“apa aja deh na”
“oke,biar gue yang bilang sama manager café ini kalo ana mau nyumbangin suaranya”

Riyan lalu beranjak menuju panggung kecil yang berada di sudut café dan mulai berbicara dengan seseorang. Sesaat kemudia dia balik ke mejanya dan menginformasikan bahwa manager afe itu setuju kalau ana bernyanyi. Lalu ana menuju panggung dan berbincang sebentar dengan pemain keyboard. Sesaat kemudian pemain keyboard itu berbicara.

“baiklah para pengunjung yang berbahagia,saat ini diatas panggung sudah ada ana. Dia akan menghibur kita semua disini dengan suaranya yang merdu. Mari kita beri tepuk tangan yang meriah untuk ana”

Lalu ana berdiri di tengah panggung dan mulai menyanyi

Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang ku rasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Ana menyanyikan lagu “Everybody Knew” dengan di iringi keyboard. Dia seperti sedang menceritakan apa yang di alaminya melewati lagu.



Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada lagi hasrat dalam hidupku
Kepada dirimu yang dulu ku cinta
Tak ada lagi kenangan,tak ada lagi harapan

Ana menggerkan tubuhnya seirama dengan musik yang mengiringinya. Sementara syafa dan riyan tersenyum melihatnya.

Everybody knew you’re liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you’re never serious
Risk your love at me and i tell you once again baby


Ketika ku lihat kau bersama dia
Tak ada penyesalan dalam hidupku
Dan apa yang ku rasakan saat ini
Seperti dahulu ku tak mengenalmu

Everybody knew you’re liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you’re never serious
Risk your love at me and i tell you once again baby

Ana semakin atraktif diatas panggung,sekarang malah dia mengajak pengunjung lain untuk bernyayi bersama dan bertepuk tangan seirama dengan musik yang mengiringi.

Everybody knew you’re liar
Everybody knew you’re player
Everybody knew you’re never serious
Risk your love at me and i tell you once again baby

Risk your love at me 
and i tell you once again baby

PROKOOKKKK!!!!PROOOKKK!!!PROOKKK!!!!

LAGI!!!….LAGI!!!…..LAGI!!!…..LAGI!!!…..LAGI!!!…..LAGI!!!

Ana menatap bingung kearah syafa dan riyan,dia nggak tau apakah harus bernyanyi lagi atau tidak. Tapi suara penonton semakin kerasa dan saat dia kembali bertanya kepada kedua temannya,syafa dan riyan mengangguk sambil tersenyum. Akhirnya ana menyanyikan satu lagu lagi,setelah berunding dengan pemain keyboard dia mulai menyanyi lagi. Kali ini ana menyanyikan sebuah lagu dari Vierra “Rasa Ini”

Ku tak percaya kau ada di sini
Menemaniku di saat dia pergi
Sungguh bahagia kau ada di sini
Menghapus semua sakit yang kurasa

Ana mulai menyanyikan lagu itu. Lagu yang pas untuk perasaan ana saat ini. Lagu itu seperti menceritakn tentang posisi riyan di kehidupan ana,

Mungkinkah kau merasakan
Semua yang ku pasrahkan
Kenanglah kasih..

Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi , menjadi miliknya
Namun salahlah aku, bila ku pernah merasa ini

Na nana nanana nana nanana

Sementara ana bernyanyi syafa dan riyan terpukau mendengar merdunya suara ana. Penonton yang ada disana terhanyut dengan suara dan lagu yang dibawakan ana.

Mungkinkah kau merasakan
Semua yang ku pasrahkan
Kenanglah kasih..

Ku suka dirinya, mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin, kau menjadi milikku
Kau pernah menjadi , menjadi miliknya
Namun salahlah aku, bila ku pernah merasa ini

Saat dentingan piano terakhir selesai ditekan,ana kembali mendapatkan tepuk tangan yang sangat meriah dari para pengunjung lain. Lalu dia membungkukan badan tanda berterima kasih kepada penonton,setelah itu dia bersalaman dengan pemain keyboard lalu turun dan kembali ke mejanya.

Prookkk,,,,Prokkk…..Prookkkk. syafa dan riyan bertepuk tangan saat ana duduk di kursinya. Sementara ana hanya tersenyum.

“karna lo udah keren banget pas nyanyi tadi,jadi sekarang lo gue teraktir ice cream” kata riyan saat sudah duduk
“ana doang aku nggak nih?” syafa bertanya sambil nyengir
“kamu juga” riyan tersenyum sambil memanggil seorang pelayan
“yaudah kalo gitu gue mau pesen ice cream vanilla+chocolate” ana langsung memesan
“emm gue mix fruit aja deh” syafa kemudian memesan

Lalau setelah pesanan mereka datang.mereka langsung menyamtap pesanan meraka. Setelah itu mereka pulang karna hari juga sudah malam. Riyan mengantarkan syafa terlebih dahulu baru kemudian dia mengantarkan ana. Sesampainya di depan rumah ana.ana tidak langsung masuk dia lalu berbicara kepada riyan.

“yan waktu itu syafa bilang dia ngerasa elo berubah,dia ngerasa lo makin menjauh dari dia. Dia juga bilang dia takut elo lagi suka sama cewe lain. Dia juga bilang gue disuruh jagain elo” ucapa ana llirih sambil menatap lurus jalan di depannya
“jadi lo maunya kita gimana?” tanya riyan dengan hati-hati
Sesaat ana menghela nafas kemudian berbicara “gue mau kita tetep jadi sahabat nggak lebih,jadi mulai sekarang lo nggak usah berubah sikap ke syafa dan nggak usah cari cara buat bisa putus dari syafa. Syafa udah baik banget sama gue,gue nggak mau mengkhianati dia yan. Lo pasti ngerti maksut gue.” Ana menatap riyan nanar
“oke kalo emang mau lo kayak gitu. Tapi inget ya na gue bakalan terus sayang sama lo dan elo tetep spesial di hati gue” ujar riyan yang membalas tatapan ana
Ana tersenyum “thanks yan.lo juga udah punya tempat sendiri di hati gue. Yaudah kalo gitu gue masuk dulu ya” ana kemudia membuka pintu di sampingnya dan turun

Setelah ana turun dari mobil dan mengucapkan terimakasih riyan menjalankan mobilnya. di dalam mobilnya riyan sibuk dengan pikirannya sendiri.

******

DILEMA #5


PART 5


Keesokan harinya seperti yang sudah dijanjikan ana dan syafa pergi membeli kado untuk riyan.
Tokkk!!!Tokkkk!!Tokkkkk!!!! syafa mengetuk pintu rumah ana,tak berapa lama kemudian mamah ana membukakan pintu.
“ehhh syafa,tumben maen,mau ketemu ana?”
“iya tante,ananya ada?” jawab syafa sambil mencium tangan mamah ana dan tersenyum sopan
“ohh ada kok,baru aja selesai mandi. Ayo masuk”
“makasih tante” seraya ana mengikuti mamah ana yang masuk ke dalam rumah
“langsung masuk ke kamar ana aja,tante mau ngelanjutin masak dulu di dapur” kata mamah ana sambil berjalan ke dapur
“iya tante,makasih” syafa langsung menuju kamar ana dan mengetuknya.
Tak lama ana membukakan pintu dan mempersilahkan sayafa masuk “eh elo fa,udah dateng. Ayo masuk “jadi lo mau beliin apa buat riyan?” tanya ana saat syafa sudah duduk di kasurnya
“emmm apa yaaa,sweater aja kali yaa sama sepatu” jawab syafa
“oh okeee,terus kita mau cari dimana?”
“emmm gimna kalo kita ke tebet aja,kan disana banyak distro tuh.terus kita ke taman puring cari sepatu”
“emmm boleh juga. Oke deh yuk berangkat” kata ana setelah dia siap
Mereka berdua lalu keluar kamar dan menghampiri mamah ana yang berada di dapur “mah aku pergi dulu ya sama syafa. Mau cari kado buat riyan” ana pamit dengan mamahnya
“bukannya ulang tahun riyan udah lewat ya na?” mamah ana bingung
“bukan untuk ulang tahun riyan,tapi buat hadiah anniversarry dia sama syafa” jawab ana
“oohhhh. Dasar anak muda jaman sekarang”
“yaudah ya mah aku pergi dulu” ana lalu menciun kedua pipi mamahnya dan mencium tangannya yang diikuti oleh sayafa
“iya hati-hati ya” mamah ana mengingatkan
“oke mah,assalamualaikum”
******
Setibanya di tebet ana dan sayfa langsung sibuk keluar masuk distro untuk mencari sweater yang pas untuk riyan. Mereka memilih-milih sweater dengan cermat,sesekali sayafa menanyakan pendapat ana tentang sweater pilihannya. Terkadang ada sweater yang menurut syafa bagus tapi menurut ana itu nggak cocok buat riyan.
“na,kalo yang ini gimana?” tanya syafa
“emmmm,kayaknya nggak deh. Warnanya terlalu gelap terus gambarnya juga terlalu rame” jawab ana sambil memperhatikan sweater itu.
“oke deh” syafa menaruh sweater itu lagi
Hampir setengah hari mereka muter-muter untuk mencari sweater yang sesuai dengan riyan. Sampai akhirnya mereka menemukan sweater yang menurut mereka cocok bgt sama riyan
“na,gimana kao yang ini?” tanya syafa sambil menunjukan sweater berwarna putih dengan gambar kartun one piece.
“nahhhh kalo yang ini oke banget,gue juga baru inget si riyan emang lagi nyari sweater yang gamabr kartun one piece
“okeee,kalo begitu yang ini aja” lalu syafa langsung menuju kasir dan membayarnya
Setelah selesai membayar lalu mereka langsung menuju taman puring untuk berburu sepatu. Dan sesampainya disana mereka sibuk mencari-cari sepatu yang cocok dengan riyan dan harganya juga bersahabat.
“fa gimana kalo yang ini aja” kali ini ana yang menanyakan pendapat syafa
“emmmmm boleh juga warnanya juga bagus abu-abu metalik” syafa memberi komentar
“gimana lo suka nggak?kalo gue sih terserah lo aja”
“kita cari-cari dulu deh baru kalo nggak dapet kita balik kesini lagi” saran syafa
“oke deh” lalu mereka berdua melanjutkan pencarian mereka.
Cukup lama juga mencari-cari sepatu yang cocok dengan riyan. Syafa dan ana udah capek banget muter-muter kaki mereka pegel perut mereka laper dan mereka juga haus banget.
“aduuhh laper nih gue” keluh ana
“sama na,gue juga. Tapi tanggung nih bentar lagi ya na” syafa memohon
“oke deh”
Tak berapa lama kemudian syafa menemukan sepatu yang cocok untuk riyan
“na,gimana kalo yang ini?” tanya syafa sambil menunjukan sepatu nike “up” berwarna hitam merah
“boleh juga,modelnya simple cocok buat riyan” ana meng-iyakan
“okedeh jadi yang ini aja ya” lalu syafa mulai menawar harga dengan penjualnya. Untung si penjual gak susah buat diajak kerjasama. Setelah membayar akhirnya mereka memutuskan untuk makan di salah satu mall terdekat. Sesampainya di mall mereka langsung menuju sebuah restaurant.
“permisi,ada yang bisa dibantu” tanya seorang pelayan ketika mereka telah duduk di salah satu kursi
“iya kita mau pesen makanan nih mba” jawab syafa
“mau pesan apa?”
“chicken cordon blue sama chocolate milk shake,kalo elo na?”
“gue samain aja deh sama lo fa”
“oh yaudah mba,pesenan yang tadi jadi dua ya”
“baik,tunggu sebentar ya” jawab si pelayan
Tak lama pesanan mereka datang dan mereka langsung berkonsentrasi pada makanan mereka masing-masing. Setelah selesai makan mereka berjalan-jalan sebentar di mall itu,saat mereka sedang berada di depan toko pernak-pernik syafa melihat seorang cowok seperti dimas yang sedang berpegangan tangan dengan cewek lain.
“na..naaaa lihat deh,itu dimas bukan sih?” syafa menunjuk ke arah cowok yang mirip dimas itu
“mana?bukan kali,orang tadi dimas bilang hari ini dia dirumah” jawab ana sambil mengikuti arah yang ditunjuk syafa
“tapi itu kayaknya dimas deh na,coba deh lo liat lagi yang bener” syafa meyakinkan
Dan saat ana menajamkan penglihatannya dia kaget karna ternyata cowok itu memang dimas dan dia bersama dengan cewek lain yang ana nggak kenal. Dan parahnya lagi mereka itu mesra banget.
Sekarang dimas dengan cewek itu sedang berjalan,dimas merangkul pinggang cewek itu dan sesekali mengusap lembut puncak kepala cewek itu. Syafa dan ana terus membuntuti mereka sampai di foodcourt. Dimas dan cewek itu mengambil tempat duduk,ana dan syafa juga duduk nggak jauh dari mereke
“fa menurut lo tucewek siapa ya?” tanya ana datar
“gue nggak tau na,gue takut salah ngomong” syafa lebih memilih diam
Ana juga terdiam sambil memperhatikan dimas yang sekarang sedang memegang tangan cewek itu dan berbicara sambil menatap cewek itu. Ana sedang berusaha mengerti perasaannya saat ini,dia nggak ngerti sama perasaannya sekarang. Ana merasa sakit sedih cemburu. Tanpa buang waktu akhirnya ana mengahmpiri dimas.syafa kaget saat ana sudah berdiri dan jalan kearah dimas.
“naa…ana tunggu,lo mau kemana?lo gila ya?” syafa menarik tangan ana
“gue mau nyamperin mereka fa,gue pengen tau tuh cewek siapa?” ana berusaha melepaskan cekalan tangan syafa dan berhasil
“tapi na…..” saat syafa ingin mencegahnya ana sudah keburu berjalan ke arah dimas
“hay dim” sapa ana
Dimas kaget dan langsung melepaskan genggaman tangannya,dia nggak bisa ngomong dia masih kaget. Sementara caca bingung kenapa dimas jadi berubah gitu. Caca emang tau dimas udah punya pacar tapi sayangnya caca nggak pernah tau muka pacarnya dimas itu kayak apa.alhasil dia nggak tau kalo yang di depannya ini pacar dimas.
“dim…hallloooooo dimas!!!” ana melambaikan tangannya di depan wajah dimas karna cowok itu masih bengong dan keget. Akirnya ana mengalihkan pandangannya ke cewek yang ada di depannya “hay,lo pacarnya dimas?” tanya ana to the point
Caca yang nggak tau kalo ana itu pacar dimas menjawab dengan polosnya “iya.lo siapa?temennya?” caca balik bertanya
Ana tersenyum ke arah dimas dan kembali melihat caca “iya gue temennya dimas,kenalin nama gue ana” jawab ana sambil meyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan caca.
“gue caca” caca masih belum sadar kalau ana yang ada di depannya ini adalah ana yang sama dengan pacar dimas. Lalu caca menjabat tangan ana.
“udah berapa lama sama dimas?” tanya ana lagi
“jalan 6bulan” jawab caca polos
Ana kaget mendengar itu,6 bulan???? Berarti selama 6 bulan terakhir ini dimas selingkuh??? Ana bener-bener nggak percaya.
Dimas yang sudah sadar dan bisa mengendalikan emosinya langsung angkat bicara “ana aku bisa jelasin semuanya,ini semua nggak kayak apa yang kamu pikirin” dimas mencoba meyakinkan ana
“emang apa yang gue pikirin?” ana tersenyum sinis kepada dimas
Caca bingung mendengar itu dia Cuma bisa melihat dimas yang sedang meyakinkan ana.
“aku sama dia nggak ada apa-apa na,kita cuma temen biasa. Kamu tau kan kalo temen cewek aku tuh banyak banget” dimas nggak menyerah
Caca yang mendengar itu mulai panas dan dia nggak terima “ maksut kamu apa? Cuma temen? Aku ini pacar kamu dimas. Lagian dia siapa kamu sih sampe segitunya banget” caca mulai marah
“gue bukan siapa-siapanya dimas kok,tenang aja. Yaudah kalo gitu gue balik duluan ya. Byeee!!!” ana berjalan meninggalkan dimas dan caca
Saat dimas ingin mengejar ana,caca mencekal tanganya”kamu mau kemana?” tanya caca
“mau ngejar ana” jawab dimas cepat
“emang dia siapa kamu sih?Cuma temen kok sampe segitunya”
“ dia ana pacar aku caca!!!!!” jawab dimas dengan muka yang benar-benar sudah marah
Caca kaget tapi sedetik kemudian dia tersenyum,senyum sinis “oh pantes, bagus deh kalo gitu” jawab ana santai
“maksut kamu?” dimas bertanya
“ya bagus jadi kan sekarang aku bisa jadi pacar kamu bukan selingkuhan kamu lagi”
Dimas kaget “apa-apaan sih kamu,aku nggak bakal putusin ana. Aku sayang sama dia”
“sayang?kamu bilang sayang?kalo kamu sayang kamu nggak mungkin selingkuh sama aku”
Telak!!! Ucaapan caca sukses membuat dimas jatuh terduduk lemas. Caca yang melihat itu hanya senyum,senyum yang susah diartikan.
Sementara itu ana terus berjalan menghampiri syafa yang menunggunya. Setelah dia sudah berada di samping syafa dia langsung mengajak syafa pulang. Sebenarnya tadi saat dia mengahmpiri dimas dia sudah ingin menangis,dia udah nggak kuat. Tapi ana mencoba sekuat tenaga untuk menahan tangisnya,dia nggak mau kelihatan lemah di depan dimas.
Tapi itu nggak berlangsung lama,saat dia sudah masuk ke dalam taxi dia langsung menangis sejadi-jadinya sampai-sampai supir taxi itu bingung. Lalu syafa yang sedari tadi hanya diam setelah memberi tahu alamat rumah ana langsung menyuruh supir itu untuk menjalankan taxi-nya.
“gue marah fa,marah” ana berbicara sambil menangis
“sabar ya na,sabar” syafa hanya bisa mengelus punggung ana. Dia nggak tau harus gimana lagi karna dia juga masih shock.
Sepanjang perjalanan ana terus menangis,dan syafa hanya bisa mencoba menenangkannya. Tidak lama kemudian taxi itu berhenti di depan rumah ana.
“lo yakin gamau gue temenin na?” tanya syafa khawatir
“yakin gue nggak apa-apa kok fa” ana memaksakan tersenyum
“yaudah deh” syafa nggak bisa memaksa
“oke,thanks ya fa” ana keluar dari taxi
“iya na,lo hati-hati ya”
Ana lalu menutup pintu taxi dan menunggu sampai taxi itu menghilang di tikungan. Setelah taxi itu menghilang ana berjalan lemas masuk ke dalam rumahnya. Saat melewati ruang tv ana menghembuskan nafas lega karena mamahnya tidak ada disana dan dia tidak harus bersusah payah mencari jawaban karena matanya sekarang sudah bengkak dan merah banget. Ana langsung masuk kamar dan menuju tempat tidurnya,dan dia kembali menangis mengingat kejadian tadi siang. Tidak lama kemudian ana tertidur,dengan mata yang bengkak hidung yang merah dan raut muka yang benar-benar sedih siapa saja yang melihat itu pasti tau kalau ana habis menangis. Hari itu adalah hari yang melelahkan buat ana.

******

Hari Minggu Pukul 09:00

Riyan masih terlelap di tidurnya dia sedang bertamasya di alam bawah sadarnya dan sedang terhipnotis oleh mimpi indahnya. Tapi seketika saja mimpi indahnya terganggu ketika ponselnya menjeritkan lagu “Like A G6” dari Far East Movement

Sayup-sayup riyan mendengar poselnya berbunyi. Dengan mata yang masih tertutup dia meraba-raba meja kecil di damping tempat tidurnya dan mencari benda yang sukses membangunkan dia dari tidurnya. Dan dia juga merutuk orang yang sudah menggangu mimpi indahnya itu.

Akhirnyaa dia menemukan benda yang dia cari,dengan mata yang sudah setengah terbuka dia mencoba melihat layar ponselnya riyan ingin tahu siapa yg menelfonnya pagi-pagi gini. Dan ternyata di layar tertulis “Kasyafa Ahzia Putri is calling”. Kening riyan berkerut tanda dia bingung ‘ngapain syafa pagi-pagi nelfon gue’ pikir riyan bingung.

******
Sementara itu seorang cewek manis yang sedang duduk di pinggir tempat tidurnya terlihat sangat senang sekali. Yap syafa memang sedang senang pagi itu,tau kenapa?tau?tau???? karena hari itu adalah……………hari itu adalah tepat 8bulan dia berpacaran dengan riyan!!!.

Nggak kerasa udah 8bulan dia menjalani hubungan dengan riyan,walaupun dia ngerasa riyan cuek banget sama dia tapi itu nggak ngurangin rasa sayang dia ke riyan,SYAFA SAYANG BANGET SAMA RIYAN!!SAYANG BANGET!!!BANGET!!!BANGET!!!.

Syafa langsung menyambar ponsel yg digeletakan di tempat tidurnya,dia langsung mencari-cari nama di kontaknya dengan semangat setelah ketemu dia langsung menekan tombol hijau di ponselnya dan seketika di layar itu tertulis “Calling Riyandi Pradipta”. Di dalam hati syafa berkata ‘hemm kira-kira riyan inget nggak ya sama hari ini,semoga aja dia inget’. Dengan sabar syafa menunggu sampai telfon itu diangkat ‘pasti riyan masih tidur deh’ batin syafa saat telfonnya tidak dijawab oleh riyan ‘dasar kebo’ batin syafa lagi.

******
“halooo” riyan mengangkat telfon itu dengan suara serak khas orang bangun tidur
“baru bangun ya kamu?” tanya syafa
“iya nih,tadi malem abis begadang”
“jangan kebanyakan begadang yan gabagus buat badan kamu”
“hehehehe abis tadi malem film-film di tv bagus” riyan hanya cengengesan
“hemm dasar,yaudah sana mandi dulu”
“ntar aja deh,aku masih ngantuk nih” jawb riyan malas
“emmm yan kamu inget nggak ini tgl berapa?” syafa memancing
“nggak,emang tgl berapa?” tanya riyan tanpa dosa
Raut muka syafa langsung berubah dia langsung terlihat sedih “tgl 8” jawab syafa singkat
Sementara riyan masih belom ngeh kalau hari ini itu dia anniv “ohhhh,terus kenapa kalo tgl 8?” riyan bertanya masih sangat polos
Syafa mencoba menahan air matanya “nggak ada apa-apa kok,yaudah aku mau sarapan dlu ya dahhhh” sayafa langsung mematikan telfon karna dia udah nggak sanggup lagi menahan tangis.
“aneh” jawab riyan lalu melanjutkan tidurnya
******
Malam ini ana sudah keliatan membaik,matanya juga sudah tidak terlalu bengkak. Saat tadi pagi mamahnya menanyakan kenapa mata ana bisa bengkak dan merah begitu ana Cuma menjawab sekenanya dia bilang matanya habis dikencingin kecoa sementara mamahnya yang mendengar itu hanya bisa tertawa dan menggeleng saja. Sebenarnya ana kesal karna mamahnya menertawakannya tapi dia juga bersyukur karna mamahnya percaya dan nggak curiga kalo dia itu berbohong.
Saat ana sedang asyik-asyik menonon tv,tiba-tiba pintu rumahnya di ketuk. Ana lalu beranjak menuju pintu dan membukanya dan betapa kagetnya dia saat mengetahui siapa yang mengetuk pintu itu. Ternyata dimas yang datang.
“hay na” ucap dimas saat ana membuka pintu
“mau apa lagi?” tanya ana jutek
“mau maen aja,aku kangen sama kamu” dimas denga PD berbicara seperti itu
Ana tersenyum sinis mendengar perkataan dimas “kangen?sama gue?nggak salah?sama caca kali”
Dimas kaget dia nggak nyangka kalo ana bisa ngomong gitu “sama kamu,bukan dia”
“gausah sok aku-kamu deh,kita tuh sekarang udah nggak ada hubungan apa-apa lagi” ucap ana santai
“maksut kamu apa sih?aku nggak mau putus na,aku sayang sama kamu”
“sayang?palo lo peyang!!!”
“naa aku serius,aku nggak mau putus”
“tapi gue mau kita putus,terserah lo setuju atau nggak mulai sekarang gue nggak nganggep lo pacar gue lagi” ucap ana tegas dan terlihat kilatan marah di matanya
“tapi na,aku bener-bener sayang sama kamu” dimas menggenggam tangan ana
Ana mencoba melepaskan “sayang?lo bilang sayang?6 bulan lo bohongin gue,lo selingkuh. Kayak gitu yang lo bilang sayang?hah?!!!!” ana mulai naik emosinya
“maaf aku khilaf” dimas menatap mata ana
Tapi ana menantang tatapan maaf itu dengan tatapan benci “khilaf?!!sampe 6buln?!!” ana bertanya dengan nada mengejek “sekarang mending lo pulang karna gue udah muak liat muka lo dan gue udah gak mau liat muka lo lagi!!!!” ana melepaskan genggaman tangan  dimas
“na plesase kasih aku kesempatan lagi” dimas memohon
“sorry nggak bisa,sekarang mending lo pulang daripada gue teriak biar nyokap gue keluar dan dia ngusir lo dari sini”
Dimas sadar dia nggak bisa memaksa ana dan dia sadar kalau ini memang kesalahannya.dia yang menciptakan masalah ini jadi dia juga yang harus menanggung resikonya. Akhirnya dengan berat hati dimas berjalan keluar,sementara ana langsung masuk ke dalam rumah dan menutup pintu. Setelah itu dia langsung berlari ke kamarnya dan mengunci pintunya,ana bersandar di balik pintu dan seketika dia meluruh jatuh terduduk dan kembali menangis.

******
Syafa yang masih sedih karena sampai malam ini riyan juga belum ingat kalau hari ini adalah hari jadi mereka. Tanpa pikir panjang dia langsung mengambil ponselnya dan mengetik sms dengan cepat lalu mengirimnya. Syafa emang nggak beraharap di balas karna dia tau orang yang tadi dia sms itu juga sedang punya masalah tersendiri,tapi dia hanya ingin mencurahkan isi hatinya dan itu sudah cukup membuat dia tenang.
******
Ana yang sedang asyik-asyik menangis tiba-tiba saja menghentikan tangisnya saat ponselnya berdering tanda ada sms masuk. Dia langsung mengambil ponselnya dan membaca isinya.
From: 0899******** (Kasyafa Ahzia Putri)
Messages: anaaaaaaaa!!! Gue kesel sama riyan. Masa dia lupa kalo hari ini hari jadi kita,dari pagi dia nggak ngucapin apa-apa malah pas tadi pagi gue telfon dia nggak inget tanggal berapa. Aaaaaaa riyan jahat na L padahal gue berharap dia ngucapin duluan. Yaudah deh segitu dulu ceritanya. Eh iya lo gimana?udah baikan kan? Jangan sedih terus ya.sekarang lo nggak sendiri sedihnya soalnya gue juga lagi sedih nih hehehehe. Eh iya lo jangan ingetin riyan yaa,gue pengen dia inget sendiri. Na tau nggak? Tapi jangan bilang siapa-siapa ya,gue sayang banget sama sahabat lo itu hehe.

Setelah ana membaca sms itu,dia hanya bisa tersenyum kecut. Lalu dia menelfon seseorang yang sudah membuat syafa galau.
“haloo” jawab suara di sebrang sana
“heh elo tuh keterlaluan banget ya,lo nggak inget apa ini tgl berapa?” ana langsung memarahi dimas
“lo kenapa sih nelfon tapi marah-marah. Inget apa? Emang ini tgl berapa?” tanya riyan bingung
“aduuuhhhh elo tuh ya,ini tuh tgl 8 riyan”
“terus kenapa kalo tgl 8?emang ada apa?” tanya riyan santai,dia masih bingung
“INI TUH HARI JADI LO SAMA SYAFA. HARI INI TUH LO ANNIV KE 8 BULAN RIYAAAANNNNN!!!!” ana sampai berteriak karna dia gemes banget sama cowok satu ini.
“hah?serius lo?” riyan kaget
“coba aja lo liat tanggalan” jawab ana gemas
Riyan lalu melihat tanggalan dan sedetik kemudia dia langsung memaki dirinya sendiri “sorry gue lupa na,syafa cerita ke elo ya?”
“gausah bilang sorry sama gue tapi sama syafa. Iya tadi dia sms gue,sebenernya dia bilang gue gaboleh ngingetin lo tapi kalo gue nggak ingetin lo,lo mana bakal inget” ana nyerocos panjang lebar
“oke oke gue telfon syafa sekarang,byee!!!” riyan langsung menutup telfonnya.

******
Setelah menutup telfonnya,riyan langsung menelfoh syafa. Dia meminta maaf dan mencari alasan yang tepat. Dia berbohong,riyan bilang dia hanya ingin menjahili syafa,riyan bilang dia sebenarnya ingat kalau hari ini mereka anniv Cuma dia ingin bikin kejutan buat syafa. Dengan segala kemampuannya akhirnya riyan bisa meyakini syafa dan dia berjanji akan menjemput syafa sepulang sekolah besok.

******